PT Rifan – Simak Ramalan Harga Emas Pekan Depan, Mampu Tembus Rekor?

PT RIFAN BANDUNG – Harga emas global pada pekan depan diprediksi menguat, hingga menembus rekor tertinggi pada periode 20 hingga 24 Mei 2024. Mengacu data Bloomberg, Jumat, harga emas spot naik 1,5% menjadi US$2.415,83 per troy ounce, mendekati level tertinggi sepanjang masa di US$2.431.29 yang dicapai pada 12 April 2024. Sementara itu, harga emas berjangka Comex New York Exchange AS menetap 1,3% lebih tinggi pada US$2.417,40 per troy ounce, tembus rekor tertinggi sebelumnya.

Analis Komoditas Lukman Leong mengatakan, harga emas berpotensi kembali naik pada pekan depan. Investor mengantisipasi serangkaian pidato oleh pejabat The Fed, terutama Ketua Fed Jerome Powell yang diharapkan akan kembali bernada dovish atau melunak.

Tidak ada data ekonomi penting AS minggu depan, namun banyak pejabat The Fed yang akan memberikan pidato, termasuk Powell dan risalah pertemuan FOMC,” ujar Lukman kepada Bisnis.com, dikutip Minggu.

Sebagaimana diketahui, Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed masih menahan suku bunga di kisaran 5,25% hingga 5,5% pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Mei 2024.

Adapun, indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) atau inflasi AS dilaporkan naik 3,4% secara year-on-year (YoY) pada April 2024. Menurut data pemerintah AS yang dirilis Rabu, CPI yang tidak termasuk biaya makanan dan energi, meningkat 0,3% dari Maret 2024, menurun untuk pertama kalinya dalam enam bulan.

Dalam laporannya, Biro Statistik Tenaga Kerja AS menyatakan, tempat tinggal dan bahan bakar menyumbang lebih dari 70% kenaikan tersebut. Meskipun angka-angka tersebut mungkin memberikan harapan kepada The Fed bahwa inflasi akan melanjutkan tren penurunannya, para pejabat ingin melihat angka-angka tambahan untuk mendapatkan kepercayaan diri yang mereka perlukan untuk mulai memikirkan pemotongan suku bunga.

Lebih lanjut dia mengatakan, pelaku pasar menaruh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed akan terjadi pada September 2024, dengan probabilitas sebesar 67% saat ini, menurut CME Fedwatch Tool. “Sentimen lain yang perlu diperhatikan terkait harga emas tentunya situasi di Timur Tengah. Prediksi harga emas pekan depan berada di rentang US$2.350 hingga US$2.430 per troy ounce katanya – PT RIFAN

Sumber : bisnis.com

Rifan Financindo Berjangka – Emas Melonjak Karena CPI Menurun, Taruhan Penurunan Suku Bunga Meningkat

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Harga emas berada pada kenaikan lebih dari 1% dari hari Rabu setelah data menunjukkan inflasi indeks harga konsumen AS menurun pada bulan April dari bulan Maret, sementara CPI inti juga turun dari bulan sebelumnya.

Angka-angka tersebut, yang diikuti oleh data penjualan eceran yang lebih lembut dari perkiraan, mendorong harapan bahwa inflasi akan mereda dalam beberapa bulan mendatang, memberikan kepercayaan diri yang lebih besar kepada Fed untuk mulai memangkas suku bunga.

Alat CME Fedwatch menunjukkan bahwa para trader memperkirakan peluang yang lebih besar untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan September, yaitu hampir 54%.

Suku bunga yang tinggi mendorong naiknya biaya peluang untuk berinvestasi di emas dan logam mulia lainnya, mengingat bahwa mereka tidak menawarkan imbal hasil secara langsung. Logam mulia juga dapat diuntungkan dari peningkatan permintaan safe haven jika ekonomi AS semakin mendingin tahun ini.

Namun, sejumlah pejabat Fed memperingatkan selama seminggu terakhir bahwa bank sentral membutuhkan lebih banyak keyakinan bahwa inflasi akan turun. Inflasi juga tetap nyaman di atas target tahunan Fed sebesar 2% – RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

Rifan Financindo – Harga Emas Mengilap, Ekspektasi The Fed Pangkas Suku Bunga September

RIFAN FINANCINDO BANDUNG – Harga emas menguat seiring dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed setelah rilis data inflasi AS yang di bawah ekspektasi. Mengutip laporan Best Profit Futures, harga emas diperdagangkan lebih tinggi pada hari Rabu karena laporan menunjukkan inflasi AS naik kurang dari perkiraan bulan lalu. Sentimen ini menghidupkan kembali harapan Federal Reserve akan dapat mulai menurunkan suku bunga tahun ini, sehingga menekan dolar AS. Harga emas untuk pengiriman Juni terakhir terlihat naik US$35,60 menjadi US$2.395,50 per ounce.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen bulan April naik 0,3% dari bulan Maret, turun dari kenaikan 0,4% pada bulan sebelumnya dan di bawah perkiraan konsensus kenaikan 0,4%, menurut Marketwatch. Indeks Harga Konsumen inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang berfluktuasi, naik 3,6% secara tahunan, sesuai ekspektasi dan turun dari laju 3,8% di bulan Maret.

Penjualan ritel di Amerika Serikat tidak berubah pada bulan April dibandingkan bulan Maret, jauh di bawah perkiraan konsensus kenaikan 0,4%, menambah bukti perlambatan ekonomi dan meningkatkan harapan suku bunga dapat diturunkan tahun ini, meskipun ada laporan sehari sebelumnya yang menunjukkan bahwa produsen harga naik lebih dari perkiraan bulan lalu.

Dolar melemah menyusul laporan tersebut, membuat emas lebih terjangkau bagi pembeli internasional. Indeks dolar ICE terakhir terlihat turun 0,68 poin menjadi 104,32, terendah sejak 9 April.

Imbal hasil Treasury juga turun karena ekspektasi penurunan suku bunga yang akan terjadi, sehingga menjadi bullish bagi logam mulia ini.

Surat utang AS bertenor dua tahun terakhir terlihat membayar 4,741%, turun 7,6 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun turun 9,4 basis poin menjadi 4,348%. Dalam riset berbeda, Monex Investindo Futures menyebutkan data CPI periode April dilaporkan tumbuh 3,4% year-on-year (YoY) lebih rendah dari forecast dan bulan sebelumnya 3,5% YoY. CPI inti yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi dalam perhitungan tumbuh 3,6% YoY, lebih rendah dari forecast 3,7% YoY dan bulan sebelumnya 3,8% YoY.

Data tersebut memperkuat ekspektasi The Fed akan memangkas suku bunga pada September sehingga memberikan sentimen positif ke harga emas,” papar Monex. Mengutip data FedWatch Tool CME, ekspektasi pemangkasan suku bunga pada September 2024 mencapai 75%, yang artinya kemungkinan besar dapat terjadi – RIFAN FINANCINDO

Sumber : bisnis.com

PT Rifan Financindo Berjangka – Harga Emas Naik Tipis Jelang Data Inflasi AS

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Harga emas naik sedikit di perdagangan Asia pada hari Selasa, pulih sedikit dari penurunan tajam di sesi sebelumnya karena fokus tetap tertuju pada data inflasi AS yang akan datang untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang suku bunga.

Sementara logam kuning melihat beberapa penguatan minggu lalu, logam ini tetap berada di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada bulan April, dengan para pedagang tetap bias terhadap dolar di tengah kekhawatiran suku bunga AS yang tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Spot gold naik 0,3% menjadi $ 2.343,60 per ounce, sementara gold futures yang akan berakhir pada bulan Juni naik 0,3% menjadi $ 2.349,05 per ounce pada pukul11:22 WIB – PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

PT Rifan Financindo – Tunggu Data Inflasi AS, Harga Emas Terpangkas

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG – Harga emas dunia turun pada perdagangan kemarin. Koreksinya hampir mencapai 1%.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.338,1/troy ons. Berkurang 0,92% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Harga emas belum banyak bergerak. Pada pukul 06:59 WIB, harga naik tipis hampir flat 0,01% ke US$ 2.338,4/troy ons.

Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 0,54% secara point-to-point. Namun dalam sebulan ke belakang, harga berkurang 1,86%.

Harga emas turun di tengah penantian investor akan rilis data inflasi di Amerika Serikat (AS). Besok malam waktu Indonesia, US Bureau of Labor Statistics akan merilis data inflasi periode April.

Pasar memperkirakan inflasi Negeri Paman Sam bulan lalu sebesar 0,4% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sama dengan inflasi Maret.

Sementara dibandingkan April tahun lalu (year-on-year/yoy), laju inflasi diperkirakan 3,4%. Sedikit melambat dibandingkan Maret yang sebesar 3,5%.

Sedangkan inflasi inti secara tahunan diperkirakan 3,6%. Juga melambat dibandingkan Maret yang 3,8%.

Inflasi menjadi salah satu pertimbangan bagi Bank Sentral Federal Reserve untuk menentukan kebijakan moneter, termasuk suku bunga acuan. Suku bunga menjadi penting bagi pergerakan harga emas, karena emas merupakan aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas saat suku bunga tinggi tidak menguntungkan.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas sebenarnya masih menghuni zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 55,11. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Adapun indikator Stochastic RSI tercatat 58,75. Juga menempati area beli (long) karena skornya di atas 50.

Oleh karena itu, ruang kenaikan harga emas menjadi terbuka. Target resisten terdekat ada di US$ 2.349/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.354/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sementara target support terdekat adalah US$ 2.332/troy ons. Penembusan di titik ini dapat membawa harga emas turun menuju US$ 2.330/troy ons – PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg

PT Rifan – Mencermati Pernyataan Pejabat The Fed, Hawkish Atau Dovish?

PT RIFAN BANDUNG – Pasar perdagangan investasi global pada pekan ini akan banyak mencermati pernyataan beberapa pejabat The Fed yang dapat memberikan sinyal apakah suku bunga AS akan diturunkan dalam waktu dekat atau akan tetap dipertahankan dalam jangka waktu yang lebih lama.

Pasar terus fokus pada kecepatan dan waktu penurunan suku bunga The Fed setelah laporan pekerjaan bulan April yang lebih lemah dari perkiraan yang dirilis pada akhir pekan lalu telah meningkatkan harapan mengenai penurunan suku bunga yang dapat terjadi pada tahun ini. Laporan Non Farm Payrolls meningkat sebesar 175.000 pada bulan tersebut, jauh lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya sebesar 240.000, dan tingkat pengangguran meningkat dari 3,8% menjadi 3,9%.

Para pejabat The Fed dijadwalkan untuk memberikan pernyataan sepanjang minggu ini, dan investor akan mencermatinya untuk mendapatkan petunjuk tambahan mengenai prospek kebijakan suku bunga The Fed.

Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan pada hari Selasa bahwa terlalu dini untuk menyatakan bahwa inflasi telah terhenti. Kashkari juga menyatakan kemungkinan besar The Fed akan mempertahankan suku bunganya “untuk jangka waktu yang lama” sampai mereka yakin inflasi berada pada jalur yang tepat untuk mencapai target mereka.

Pasar memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar -25bp sebesar 10% pada pertemuan FOMC pada 11-12 Juni dan 34% pada pertemuan berikutnya pada 30-31 Juli.

Pada Rabu malam akan ada pernyataan dari Wakil Ketua Fed Jefferson, Presiden Fed Boston Colins dan Dewan Gubernur Fed Cooks.

Pada Kamis malam akan ada pernyataan dari Presiden Fed San Fransisco Daly.

Pada Jumat malam akan ada pernyataan dari Dewan Gubernur Fed Bowman dan Barr, juga Presiden Fed Chicago Goolsbee.

Bagaimanakah pengaruh pernyataan kebijakan pejabat The Fed bagi pasar perdagangan investasi global?

Dari pasar Forex, dolar AS bergerak naik terpicu penurunan mata uang Yen. Komentar hawkish Presiden Fed Minneapolis Kashkari sempat menguatkan dolar, namun kenaikan dibatasi penurunan imbal hasil Treasury AS karena melemahnya data tenaga kerja AS pekan lalu.

Jika pernyataan pejabat Fed memberikan sinyal hawkish untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah dalam waktu lama, akan menguatkan dolar AS dan menekan mata uang saingan dolar AS lainnya. Namun sebaliknya jika pernyataan para pejabat Fed mendukung penurunan suku bunga lebih cepat, akan menekan dolar AS.

Dari pasar Index, bursa Wall Street berakhir sebagian besar naik dengan pelemahan imbal hasil Treasury AS setelah data tenaga kerja AS akhir pekan melemah, memicu harapan penurunan suku bunga AS tahun ini. Sedangkan bursa Asia berakhir mixed, dan bursa Eropa bergerak positif menantikan pernyataan para pejabat Fed.

Jika pernyataan pejabat The Fed memberikan sinyal hawkish untuk perlambatan penurunan suku bunga AS, akan menekan bursa saham global. Namun jika pernyataan pejabat The Fed memberikan sinyal dovish untuk penurunan suku bunga AS dalam waktu dekat, akan menguatkan bursa saham global.

Dari pasar Komoditas, harga emas bergerak turun dengan penguatan dolar AS. Sementara itu harga minyak turun akibat meningkatnya persediaan minyak mentah AS.

Jika pernyataan pejabat The Fed memberikan sinyal hawkish untuk memperlambat penurunan suku bunga AS, akan menguatkan dolar AS dan menekan komoditas seperti emas dan minyak. Namun jika pernyataan pejabat The Fed memberikan sinyal dovish untuk penurunan suku bunga dalam waktu dekat, akan menekan dolar AS dan menguatkan harga emas dan minyak – PT RIFAN

Sumber : vibiznews

Rifan Financindo – Harga Emas Makin Mengilap, Ekspektasi The Fed Pangkas Suku Bunga

RIFAN FINANCINDO BANDUNG – Harga emas global menguat pada perdagangan Kamis seiring dengan meningkatnya klaim data pengangguran AS turut mengerek ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Pada hari Kamis, harga emas Comex emas untuk pengiriman Juni naik US$18 menjadi $2,340.30 per ons. Perak untuk pengiriman Juli naik 77 sen menjadi US$28,37 per ons, dan tembaga Juli naik 5 sen menjadi US$4,59 per pon. Harga spot emas naik 1,4% menjadi US$2,339.76 per ons. Harga emas meningat karena kenaikan klaim pengangguran mingguan meningkatkan optimisme pasar tenaga kerja akan cukup lambat.

Hal ini memungkinkan Federal Reserve menurunkan suku bunga. Departemen Tenaga Kerja melaporkan klaim pengangguran awal berjumlah 231.000 yang disesuaikan secara musiman untuk minggu yang berakhir pada tanggal 4 Mei, meningkat sebesar 22.000 dari minggu sebelumnya dan di atas perkiraan. Hal ini mengikuti laporan minggu lalu mengenai penciptaan lapangan kerja di bulan April yang menunjukkan bahwa pemberi kerja menambahkan lebih sedikit pekerjaan dari yang diperkirakan pada bulan lalu .

Hal tersebut meningkatkan harapan bahwa perlambatan angkatan kerja dapat mendorong The Fed menurunkan suku bunga, yang akan menjadi bullish bagi emas, mengutip laporan Investopedia. Sementara itu, bank sentral lainnya memberikan tanda-tanda menggembirakan mengenai penurunan biaya pinjaman. Bank of England (BoE) mempertahankan suku bunga tetap stabil, namun memberikan indikasi bahwa para pengambil kebijakan semakin dekat untuk menurunkan suku bunganya. Kemarin, bank sentral Swedia, Riksbank, menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak tahun 2016.

Emas juga mendapat dorongan dari laporan positif mengenai perekonomian China, yang mencatatkan ekspor yang lebih kuat dari perkiraan bulan lalu. China adalah pemain kunci di pasar emas, dan Dewan Emas Dunia mencatat bahwa negara ini adalah salah satu pembeli emas terbesar pada kuartal I/2024.

Laporan Best Profit Futures juga menyampaikan emas menguat setelah klaim pengangguran terbaru menunjukkan lebih banyak tanda-tanda pasar tenaga kerja yang melemah, meningkatkan keyakinan bahwa Federal Reserve akan dapat mulai menurunkan suku bunganya tahun ini. Klaim awal meningkat sebesar 22.000 menjadi 231.000 pada pekan yang berakhir 4 Mei, menurut data Departemen Tenaga Kerja yang dirilis pada hari Kamis.

Itu merupakan level tertinggi sejak Agustus. Perkiraan rata-rata dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom memperkirakan 212.000 permohonan. Imbal hasil Treasury dan dolar terdorong lebih rendah setelah laporan tersebut, mengirim emas batangan lebih tinggi sebanyak 0,9% sebelum mengurangi sebagian kenaikannya. Harga emas batangan bertahan dalam kisaran sempit selama beberapa minggu terakhir karena para pedagang mempertimbangkan prospek kebijakan moneter AS dan ketegangan di Timur Tengah. Meskipun logam mulia ini telah turun dari rekor tertingginya pada pertengahan April, namun masih naik sekitar 12% pada tahun ini. Data inflasi yang dirilis minggu depan akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai perekonomian AS.

Presiden Fed Bank of Boston Susan Collins memberi isyarat pada hari Rabu bahwa suku bunga kemungkinan perlu tetap pada level tertinggi dalam dua dekade lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya untuk mengurangi tekanan harga. Investor juga memantau perkembangan di Timur Tengah, dan eskalasi lebih lanjut berpotensi memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven. Presiden AS Joe Biden mengatakan dia akan menghentikan pengiriman senjata ofensif tambahan ke Israel jika negara itu melancarkan invasi darat ke kota Rafah di Gaza.

Meskipun harga emas naik tahun ini, kepemilikan dana yang diperdagangkan di bursa global atau ETF yang dilacak oleh Bloomberg telah turun ke level terendah sejak 2019. Bulan lalu, arus masuk ETF yang terdaftar di Asia dan Amerika Utara diimbangi oleh arus keluar di Eropa, menurut Dewan Emas Dunia – RIFAN FINANCINDO

Sumber : bisnis.com

PT Rifan Financindo Berjangka – Penurunan Suku Bunga Menjadi Fokus, Lebih Banyak Pembicara Fed Yang Ditunggu

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Dollar stabil dari penurunan minggu lalu, membatasi kenaikan besar pada emas karena pasar menunggu lebih banyak isyarat tentang suku bunga dari the Fed.

Anggota FOMC Thomas Barkin dan John Williams mengatakan dalam pidato terpisah bahwa meskipun bank sentral masih berencana untuk menurunkan suku bunga tahun ini, namun diperlukan lebih banyak keyakinan bahwa inflasi telah menurun.

Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari akan berbicara pada hari Selasa – PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

PT Rifan Financindo – Harga Emas Berpotensi Rebound Dipicu Suku Bunga The Fed Yang Stabil Tinggi

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG – Harga emas berpotensi meningkat didukung oleh permintaan safe haven dan kebijakan suku bunga Federal Reserve yang stabil. Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengungkapkan bahwa dinamika konflik global dan strategi suku bunga yang stabil dari Federal Reserve telah mendorong harga emas meningkat.

Menurutnya, ini merupakan reaksi langsung pasar terhadap ketidakpastian global yang berlanjut. Fischer mengamati bahwa konflik global berkelanjutan dan hasil Non Farm Payroll AS baru-baru ini telah memicu minat yang lebih besar pada aset safe haven ini. Menurutnya sejauh ini pergerakan harga emas terlihat positif, sejalan dengan data Non Farm Payroll AS yang dirilis. Meskipun sempat terjadi penurunan tajam di malam hari, kekuatan emas dalam mempertahankan kenaikannya masih solid.

Faktor penting lainnya adalah peningkatan permintaan dari bank sentral global, termasuk People’s Bank of China (PBOC), serta permintaan tinggi dari rumah tangga di Asia, khususnya China.

Ketegangan ekonomi tidak mengurangi minat mereka pada emas, yang dianggap sebagai aset yang stabil dan aman. Lebih jauh, kebijakan terkini dari Federal Reserve yang menunjukkan suku bunga stabil dengan isyarat potensi penurunan di masa mendatang, semakin menambah daya tarik emas. Suku bunga yang rendah cenderung membuat emas lebih menarik dibandingkan dengan aset berimbal hasil seperti obligasi.

Optimisme pasar juga diperkuat oleh prediksi dari Goldman Sachs, yang memproyeksikan harga emas bisa mencapai US$2.700 per troy ons pada akhir tahun ini. Faktor-faktor seperti peningkatan permintaan dari bank sentral negara berkembang dan antisipasi kenaikan sanksi keuangan AS adalah beberapa alasan yang bisa mendorong harga emas lebih tinggi.

Dengan berbagai faktor pendukung, baik dari sisi permintaan maupun kebijakan moneter, harga emas diprediksi akan terus menunjukkan tren positif di tengah ketidakpastian global yang berkepanjangan – PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : bisnis.com

PT Rifan – Harga Emas Pekan Kedua Mei 2024, Ada Peluang Rekor?

PT RIFAN BANDUNG – Harga emas global pada pekan depan periode 6 Mei 2024 hingga 10 Mei 2024 diprediksi terkonsolidasi usai rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS). Mengutip data Bloomberg pada Jumat, harga emas spot terkoreksi 0,09% atau 2,09 poin menjadi US$2.301,74 per troy ounce. Harga emas Comex kontrak Juni 2024 juga turun tipis 0,04% atau 1 poin menuju US$2.308,60 per troy ounce.

Data Non Farm Payroll AS menunjukkan penambahan tenaga kerja sebesar 175.000 lebih rendah dari proyeksi di trading Central sebesar 238.000, dan jauh di bawah angka sebelumnya sebesar 315.000. Di sisi lain, angka pengangguran mengalami kenaikan sebesar 3,9% naik lebih tinggi dari forecast 3,8%. Analis Komoditas Lukman Leong mengatakan, sentimen utama adalah data ekonomi AS terutama yang menyangkut pertumbuhan harga atau inflasi karena ini akan memengaruhi kebijakan suku bunga Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed. Selain itu, kondisi ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga memengaruhi harga emas.

Sentimen lainnya adalah perkembangan geopolitik di Timur Tengah. Harga emas cenderung berkonsolidasi setelah penurunan cukup besar oleh meredanya situasi di Timur Tengah,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (5/5/2024). Terkait suku bunga, Bank Sentral AS Federal Reserve memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25%-5,5% pada FOMC 1 Mei 2024. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) secara tak terduga mengerek suku bunga acuan ke level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April 2024.

Suku bunga BI sendiri tidak akan mempengaruhi harga emas, sedangkan prospek suku bunga The Fed memang masih menekan harga emas,” jelasnya. Menurut Lukman, pada perdagangan pekan depan, dengan absennya data ekonomi penting dari AS, maka harga emas diperkirakan akan cenderung berkonsolidasi.

Harga emas diperkirakan akan berkisar di rentang US$2.275-US$2.350 per troy ounce pada perdagangan pekan depan,” katanya. Harga emas juga mendapatkan sentimen data bisnis di sektor jasa. Laporan ISM Non-Manufaktur di sektor Business didasarkan pada data yang dikumpulkan dari para eksekutif pembelian dan pasokan secara nasional.

Adapun, harga emas naik merespons data tersebut karena aktual 49,4 lebih rendah dari estimasi 51,8. Laporan tenaga kerja mendorong spekulasi penurunan suku bunga The Fed lebih cepat dari perkiraan. Menurut alat CME FedWatch, para pedagang melihat sekitar dua pertiga peluang penurunan suku bunga pada bulan September – PT RIFAN

Sumber : bisnis.com